10 Mitos tentang Kontrasepsi

723 views

Berikut adalah 10 mitos yang paling banyak kita dengar mengenai kontrasepsi. Anda tidak perlu memercayainya lagi setelah membaca artikel ini.

10 Mitos tentang Kontrasepsi

Mitos #1: Pil KB Membuat Anda Gemuk

Fakta: Penelitian telah mengungkapkan bahwa perempuan tidak harus mengalami kenaikan berat badan yang signifikan sebagai akibat dari menggunakan pil kontrasepsi oral.

Sederhananya, pil KB tidak akan membuat Anda gemuk! Penambahan berat badan dapat terjadi karena alasan hormonal dan Anda mungkin mengalami retensi air yang sering dapat membuat berat badan merayap naik. Kabar baiknya adalah bahwa ada jenis pil KB tertentu yang mencegah retensi air, sehingga jika hal ini menjadi masalah bagi Anda, Anda dapat berbicara dengan dokter untuk mengganti pil KB Anda.

 

Mitos #2: Pil Kurang dapat Diandalkan Dibandingkan Kondom

Fakta: Pil kombinasi 99% efektif jika diambil dengan benar. Sebagai perbandingan, kondom hanya 98% efektif jika digunakan dengan benar. Namun, ketika kita melihat angka penggunaan yang khas, tingkat kegagalan meningkat karena sebagian wanita tidak mengambil pil KB secara konsisten dan benar.

Diperkirakan bahwa 8 dari 100 wanita yang menggunakan pil selama satu tahun akan hamil. Pada penggunaan khas, dari 100 wanita yang menggunakan kondom dengan pasangan mereka selama satu tahun, diperkirakan bahwa 15 akan hamil.

 

Mitos #3: Pil KB Menyebabkan Jerawat, Membuat Rambut Berminyak dan Tubuh Berbulu

Fakta: Jika Anda mengalami jerawat/rambut berminyak/rambut badan tumbuh setelah meminum pil, kemungkinan disebabkan oleh respon tubuh Anda terhadap tingkat hormon dalam pil tertentu Anda.

Bicarakanlah dengan dokter Anda. Anda mungkin disarankan untuk beralih ke pil yang lebih cocok untuk mengatasi masalah ini, atau mengubah ke metode kontrasepsi yang berbeda sama sekali.

 

Mitos #4: Kontrasepsi Susuk/Implan dapat Menyebabkan Osteoporosis

Fakta: Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang kontrasepsi implan tidak mempengaruhi kepadatan mineral tulang.

 

Mitos #5: IUD dapat Menyebabkan Penyakit Radang Panggul

Fakta: Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran rahim, tuba dan/atau organ reproduksi lain dan menyebabkan gejala seperti nyeri perut bagian bawah.

Penelitian telah menunjukkan bahwa selain risiko kecil infeksi yang berkaitan dengan pemasangan IUD (itulah mengapa Anda disarankan untuk melakukan check up setelah pemasangan IUD), pengguna IUD sebenarnya berisiko lebih besar untuk terkena penyakit radang panggul daripada non-pengguna IUD. Risikonya masih rendah kecuali ada paparan PMS.

 

Mitos#6: Alat Kontrasepsi Spiral (IUD) dapat Menyebabkan Kehamilan Ektopik

Fakta: Kehamilan ektopik adalah setiap kehamilan yang terjadi di luar rahim. Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi di saluran tuba.

IUD bekerja dengan mencegah kehamilan rahim, sehingga kehamilan yang mungkin terjadi adalah kemungkinan ektopik. Di sinilah timbul kesalahpahaman bahwa ada hubungan antara penggunaan IUD dan kehamilan ektopik. Risiko ini sangat kecil, sebagaimana juga risiko kehamilan rahim dengan penggunaan IUD.

 

Mitos #7: Anda tidak Bisa Hamil saat Menyusui

Fakta: Anda bisa hamil ketika menyusui! Meskipun Anda mungkin kurang subur, Anda masih mungkin hamil selagi menyusui.

Beberapa wanita tidak mengalami menstruasi selama berbulan-bulan setelah melahirkan, tetapi ketika tubuh Anda memutuskan sudah waktunya untuk melepaskan telur pertama setelah melahirkan, ia melakukannya sebelum Anda mendapatkan menstruasi pertama. Jadi, Anda tidak akan tahu bahwa Anda telah mengalami ovulasi sampai dua minggu kemudian, ketika Anda mengalami menstruasi.

 

Untuk menghindari kehamilan, berbicaralah dengan dokter tentang jenis kontrasepsi yang dapat Anda gunakan saat menyusui.

 

Mitos #8: Menggunakan Kontrasepsi Membuat lebih Sulit untuk Hamil setelah Anda Berhenti

Fakta: Setelah berhenti minum pil KB atau melepas susuk, cincin vagina atau IUD, Anda dapat mengharapkan untuk segera kembali ke kesuburan Anda sebelumnya.

Namun, kembalinya kesuburan bisa memakan waktu lebih lama untuk kontrasepsi suntik. Adalah hal yang normal bila tubuh Anda memerlukan waktu untuk penyesuaian kembali setelah penghentian metode kontrasepsi hormonal. Tetapi jika menstruasi Anda belum kembali normal dalam tiga bulan setelah menghentikan kontrasepsi, bicarakan dengan dokter Anda.

 

Mitos #9: Pil Kontrasepsi Darurat adalah Sama dengan Pil Aborsi

Fakta: Pil kontrasepsi darurat (“pil kondar”) dan pil aborsi sangat berbeda. Jika Anda berhubungan seks tanpa kondom, Anda dapat mengambil pil kondar untuk membantu menghindari kehamilan sebelum dimulai.

Mifepristone, yang sering disebut sebagai pil aborsi, adalah obat yang digunakan dalam aborsi medis setelah kehamilan dimulai. Aborsi medis adalah aborsi yang dilakukan dengan bimbingan dokter karena alasan medis, misalnya mengancam jiwa ibu.

 

Mitos #10: Anda harus Jeda dari Pil KB

Fakta: Jika Anda telah meminum pil KB secara teratur tanpa efek samping, Anda tidak perlu untuk mengambil jeda.

Bahkan, jika Anda berhenti minum pil dan kemudian mengambil lagi beberapa bulan kemudian, Anda mungkin mengalami efek samping yang sama dengan yang Anda lalui dalam beberapa bulan awal saat Anda pertama kali menggunakannya sembari tubuh Anda menyesuaikan diri.

10 Mitos tentang Kontrasepsi alat kontrasepsi kehamilan pil aborsi pil kb

Related Post

Leave a reply